FUNGSI PENGORGANISASIAN
& MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Dari konsep dasar fungsi
pengorganisasian di mana struktur organisasi dibentuk dan pekerjaan didesain
maka langkah terakhir dalam fungsi pengorganisasian adalah
penempatan sumber daya manusia ke dalam setiap
bagian yang telah ditentukan dalam
organisasi. Kegiatan ini sering kali dinamakan
sebagai staffing.
Dalam fungsi perencanaan
tujuan dan rencana disusun. Untuk mencapai tujuan dan
merealisasikan rencana maka dalam fungsi pengorganisasian, didesain sebuah struktur organisasi yang di dalamnya berbagai sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi dialokasikan beserta
dengan tugas-tugas yang akan dijalankan menurut
bagian-bagian yang terdapat dalamn organisasi.
Langkah berikutnya yang perlu
dilakukan adalah menentukan siapa-siapa saja yang akan ditempatkan pada setiap bagian dari struktur organisasi yang telah dibentuk tersebut. Bagaimana agar kita
mendapatkan sumber daya manusia yang tepat untuk setiap bagian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif ? manajemen sumber daya manusia sebagai
sebuah cara untuk memdapatkan orang-orang yang tepat untuk menjalankan kegiatan
organisasi.
Ada beberapa alasan mengapa
manajemen sumber daya manusia ditempatkan pada
bagian fungsi pengorganisasian. Alasan
pertama, kegiatankegiatan yang dilaksanakan dalam manajemen SDM terkait erat dengan kegiatan pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi (dalam hal ini sumber daya manusia) ke dalam
bagian-bagian dalam organisasi. Jika demikian halnya, maka manajemen SDM dimasukkan sebagai bagian dari fungsi pengorganisasian
dikarenakan salah satu esensi dari fungsi pengorganisasian
adalah pengalokasian keseluruhan sumber daya
organisasi kedalam suatu struktur organisasi tertentu yang dibentuk. Alasan Kedua, fungsi pengarahan dan pelaksanaan hanya akan dapat dijalankan jika alokasi sumber daya manusia telah dilakukan dalam fungsi
pengorganisasian. Siapa yang diarahkan dan dimotivasi misalnya, sekiranya dalam
fungsi pengorganisasian penempatan SDM (sebagai bagian dari
manajemen SDM) belum dilakukan. Alasan Ketiga, sekalipun kegiatan memotivasi, mengarahkan (yang juga merupakan bagian lain dari manajemen SDM) termasuk ke dalam fungsi pengarahan (leading), namun demikian kunci
pokok pertama sebelum SDM diarahkan dan dimotivasi adalah ketika SDM ditentukan dan ditempatkan di mana kegiatan menentukan dan menempatkan lebih cenderung berada di dalam fungsi pengorganisasian. Alasan Keempat, dikarenakan
ilmu
sosial, khususnya ilmu manajemen tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dan saling
berkaitan, maka penulis berpendapat tidak terlalu menjadi masalah sekiranya
manajemen SDM ini ditempatkan di bagian fungsi pengorganisasian maupun di
bagian fungsi pengarahan.
manajemen SDM sebagai
bagian akhir dari fungsi pengorganisasian, dengan demikian bisa menjembatani
antara fungsi pengorganisasian dan fungsi pengarahan.
Pentingnya Sumber Daya
Manusia dalam Organisasi
Peranan sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peran serta fungsi yang penting bagi tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Sumber daya
manusia di sini mencakup keseluruhan manusia yang ada
di dalam organisasi perusahaan, yaitu
mereka yang secara keseluruhan
terlibat dalam operasionalisasi bisnis
perusahaan, dari level yang paling bawah, seperti satpam, pekerja di bagian pemrosesan barang tmtuk jenis perusahaan produksi, atau juga tenaga
penjual langsung (direct seller) yang direkrut perusahaan hingga ke posisi direktur
utama (Chief Executif Officer)
yang menempati level
teratas dalam bisnis perusahaan. Sekalipun berbeda level, akan tetapi kesemua sumber daya manusia
tersebut merniliki peran yang sarna dan
signifikan bagi tercapai tidaknya
tujuan dari perusahaan. Pengabaian terhadap salah satu bagian dari sumber daya
manusia tersebut akan berimplikasi serius terhadap terhambatnya pencapaian tujuan perusahaan. Pengertian ini mencakup
dari mulai memilih siapa saja yang pantas
untuk memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan, perusahaan hingga bagaimana
agar kualifikasi ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan serta dikembangkan dari waktu ke waktu. Oleh karena manajemen sumber
daya manusia ini merupakan proses yang berkelanjutan,
sejalan dengan proses operasionalisasi perusahaan,
maka perhatian terhadap sumber daya manusia ini memiliki tempat yang khusus
dalam organisasi perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan, di antara faktor yang
perlu mendapat perhatian khusus dari
para manajer adalah manajemen sumber
daya manusia. Setelah struktur organisasi didesain, kemudian setelah kewenangan
dan tanggung jawab disusun, dan pekerjaan ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan dan menempatkan sumber
daya manusia yang sesuai untuk setiap bagian dalam organisasi.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk
merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalamn pencapaian tujuannya. Pengertian ini mencakup dari mulai
memilih siapa saja yang memiliki kualifikasi dan pantas untuk menempati posisi
dalam perusahaan (the man on the
right place) seperti yang
disyaratkan perusahaan hingga
bagaimana agar kualifikasi ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan serta dikembangkan dari waktu ke waktu.
Oleh karena manajemen sumber daya
manusia ini merupakan proses yang berkelanjutan, sejalan dengan proses operasionalisasi perusahaan, maka perhatian
terhadap sumber daya manusia ini memiliki tempat yang khusus dalamn organisasi perusahaan. Dalam struktur
organisasi perusahaan, terutamanya
perusahaan menengah dan besar, selain direktur utama, bagian yang bertanggung
jawab dan berfungsi mengelola urusan sumber daya manusia ini adalah bagian sumber daya manusia, atau biasanya lebih dikenal dengan bagian
personalia. Adapun untuk perusahaan
kecil-kecilan yang jurnlah sumber daya
manusianya di bawah 10 orang-seperti home industry, bisnis
warung, dan sebagainya-biasanya pengelolaan sumber daya manusia ini langsung ditangani oleh sang direktur
atau manajer atau bosnya. Untuk lebih
jelasnya, posisi bagian personalia dalam struktur organisasi perusahaan menengah atau besar dapat dilihat dalam
Gambar berikut ini.
Pada dasarnya fungsi
bagian personalia adalah merencanakan konsep perekrutan, pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan
oleh perusahaan. Kebijakan-kebijakan yang menyangkut peraturan tenaga kerja, kualifikasi
perekrutan, pengembangan karier dari mulai pengiriman tenaga kerja untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan hingga melanjutkan studi, program insentif maupun bonus bagi tenaga kerja, dan lain-lainnya merupakan fungsi utama dari bagian
personalia ini.
Oleh karena kesuksesan dari manajemen sumber daya manusia ini sangat memegang peranan kunci, oleh karena itu dapat dikatakan peran manajamen
sumber daya manusia ini sangat vital bagi terwujudnya tenaga
kerja yang produktif, efektif, dan efisien. Mengikuti definisi
dari Peter E Drucker, efektif di sini didefinisikan sebagai tenaga kerja yang mampu melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things). Setiap tenaga kerja tahu dan mampu memilih, menganalisa serta melakukan apa
yang seharusnya dilakukan dalam kaitannya dengan fungsinya
di dalam perusahaan dan kaitannya dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Sedangkan efisien di sini dimaksudkan sebagai tenaga kerja yang mampu untuk melakukan sesuatu dengan benar (doing things right). Artinya, setelah tenaga kerja memahami dan mampu mengetahui apa yang semestinya dilakukan, namun juga tenaga kerja mampu melakukannya dengan benar. Berdasarkan konsep ini, maka kunci pokok manajemen
sumber daya manusia adalah how to find or
get the best person, and how to maintain it. Bagaimana kita mendapatkan orang
yang tepat untuk pekerjaan yang tersedia dalam organisasi bisnis kita, dan
bagaimana kita dapat memelihara dan mempertahankannya. Bagaimana mendapatkan
dan memelihara orang yang tepat bagi
bisnis yang sedang kita jalankan memerlukan proses dari mulai merencanakan, mendapatkan hingga
memelihara orang yang tepat tersebut. Secara mekanis, maka keseluruhan proses tersebut dinamakan dengan proses
manajemen sumber daya manusia.
PROSES MANAJEMEN SUMBER
DAYA MANUSIA
Yang dimaksud dengan proses
manajemen sumber daya manusia adalah segala proses yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan dari mulai
perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan kontrak kerja,
penempatan tenaga kerja, hingga pembinaan dan pengembangan
tenaga kerja guna menempatkan dan tetap memelihara
tenaga kerja pada posisi~dan kualifikasi tertentu serta bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan
kepada tenaga kerja tersebut.
Secara garis besar proses
manajemen SDM dibagi ke dalam lima
bagian fungsi utama yang terdiri dari:
1.
Human Resource Planning. Merencanakan
kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya manusia bagi perusahaan.
2.
Personnel Procurement. Mencari dan rnend"apatkan sumber daya manusia, termasuk di dalamnya rekrutmen, seleksi dan penempatan serta kontrak tenaga
kerja.
3.
Personnel Development. Mengembangkan sumber daya manusia, termasuk di dalamnya program orientasi tenaga kerja, pendidikan dan
pelatihan.
4.
Personnel Maintenance. Memelihara sumber daya manusia, termasuk di dalamnya pemberian penghargaan, insentif, jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, dan lain sebagainya.
5.
Personnel Utilization. Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya manusia, termasuk di dalamnya promosi, demosi, transfer dan juga separasi.
Kesemua proses
tersebut dapat dilihat melalui Gambar dibawah berikut
ini.
Perencanaan Sumber Daya
Manusia (Human Resource Planning)
Setiap aktivitas manajemen biasanya diawali dengan planning atau perencanaan. Sebagaimana
adagium dalam teori manajemen: If we fail to plan,
we
will plan to fail, sekiranya kita gagal dalam merencanakan,
maka kita pada hakikatnya telah merencanakan kegagalan. Oleh
karena itu, perencanaan dalam kaitannya dengan sumber daya
manusia juga menjadi sebuah keharusan dalam operasionalisasi perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis untuk mendapatkan dan memelihara kualifikasi
sumber daya manusia yang diperlukan
bagi organisasi perusahaan dalam mencapai
tujuan perusahaan. Sekalipun misalnya sebuah perusahaan telah memiliki sumber daya manusia yang memadai
dan andal, namun perusahaan juga
perlu memastikan akan keterpeliharaan
dan ketersediaannya di masa yang akan
datang. Kasus-kasus seperti halnya
"pembajakan tenaga kerja", larinya tenaga kerja ke perusahaan lain, dan lain sebagainya
merupakan salah satu indikasi perlunya sebuah perencanaan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
Paling tidak, ada beberapa
langkah strategis sehubungan dengan perencanaan sumber
daya manusia. Langkah-langkah tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Cesto, Husted, dan Douglas, adalah sebagai
berikut:
Langkah pertama : Representasi dan refleksi dari
rencana rtrategis perusahaan Perencanaan SDM sudah semestinya
merupakan representasi dan refleksi dari keseluruhan
rencana strategis perusahaan. Artinya, kualifikasi sumber daya manusia yang nantinya dirumuskan sudah
semestinya memenuhi kriteria sebagaimana yang disyaratkan dalam
perencanaan strategis perusahaan secara keseluruhan,
serta terintegrasi dengan bagian-bagian perusahaan lainnya seperti bagian produksi, pemasaran, dan lain sebagainya. Misalnya saja, perusahaan dalam lima tahun ke depan bermaksud untuk mempertahankan tingkat
keuntungan (profit)pada tingkat 10 persen. Oleh karena
itu bagian personalia harus memastikan bahwa sumber daya manusia yang direkrut dan dikembangkan mampu menunjang rencana perusahaan tersebut.
Langkah kedua : Analisa dari kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja.
Langkah ini merupakan upaya pemahaman atas kualifikasi kerja yang diperlukan untuk pencapaian rencana srategis perusahaan. Pada tahap ini, ada tiga hal yang biasanya dilakukan, yaitu
analisa kerja atau lebih dikenal dengan analisis jabatan (job analysis), deksripsi kerja (job description) dan spesifikasi kerja atau lebih dikenal dengan
spesifikasi jabatan (job specification).
Analisis
jabatan merupakan persyaratan detail tentang jenis pekerjaan yang diperlukan
serta kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan untuk mampu menjalankannya.
Misalnya, tugas yang diperlukan adalah
penjaga gudang. Tenaga kerja yang diperlukan
adalah seorang purnawirawan militer, atau lulusan SMA yang memiliki kualifikasi tertentu, dan lain-lain.
Deskripsi
jabatan meliputi rincian pekerjaari yang akan menjadi tugas tenaga
kerja tersebut. Misalnya, tugas dari
penjaga gudang adalah menjaga keluar masuknya barang yang masuk
ke gudang, melakukan monitoring terhadap keseluruhan gudang yang
ada, bertanggung jawab kepada manajer personalia, dan lain-lain. Spesifikasi jabatan merupakan rincian karakteristik atau kualifikasi yang diperlukan
bagi tenaga kerja yang dipersyaratkan.
Misalnya, pendidikan SMU, memiliki sertifikat dari kepolisian, memiliki
kemampuan untuk berjaga di waktu malani, tidak
memiliki catatan negatif dari kantor kepolisian, dan lain-lain. Spesifikasi jabatan dinamakan pula kualifikasi personal (personal qualification) dari mereka yang akan ditempatkan untuk melaksanakan tugas sebagaimana digambarkan dalam deskripsi jabatan. Kualifikasi personal ini secara garis besar dapat dibagi
dua. Pertama, kualifikasi umum (general
qualification), yaitu kualifikasi
minimal yang biasanya diperlukan
untuk menempati suatu pos tertentu dalam suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Kualifikasi umum ini biasanya
menyangkut latar belakang pendidikan, gender,
usia, status, atau kualifikasi yang cenderung
bersifat demografis dari seseorang.
Adapun kualifikasi yang kedua adalah kualifikasi spesifik (specific
qualification), yaitu kualifikasi
tambahan yang secara spesifik
akan sangat dibutuhkan bagi pengisian jabatan tertentu. Contoh dari kualifikasi spesifik ini di antaranya adalah
pengalaman di bidang tertentu yang terkait dengan jabatan yang akan diisi, keahlian tambahan dalam bidang yang lain, serta hal-hal lainnya yang biasanya
tidak dimiliki oleh setiap orang dan akan menjadi nilai tambah bagi seseorang
yang akan menempati jabatan tersebut.
Langkah ketiga: Analisa ketersediaan tenaga
kerja langkah ini merupakan sebuah perkiraan tentang jumlah
tenaga kerja beserta kualifikasinya yang ada dan diperlukan bagi perencanaan
perusahaan di masa yang akan datang. Termasuk di dalam langkah ini adalah
berapa jumlah tenaga kerja yang perlu
dipromosikan, ditransfer, dan lain sebagainya. Pada langkah ini, berdasarkan evaluasi kegiatan perusahaan pada periode
sebelumnya dan rencana perusahaan untuk periode berikutnya, maka perusahaan
menganalisa apakah ketersediaan tenaga kerja yang dimiliki perusahaan mencukupi
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan perusahaan di masa yang akan datang ataukah tidak. Sebagai contoh, kembali ke
bisnis restoran yang telah dibicarakan,
jika bisnis restoran yang dijalankan mengalami kemajuan, dan pemilik restoran berencana untuk membuka cabang
baru, maka perusahaan perlu menetapkan apakah jumlah tenaga kerja yang ada saat
ini cukup untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja di restoran yang lama ditambah dengan rencana cabang restoran yang baru, atau ternyata diperlukan tambahan tenaga kerja
yang baru untuk mengisi pembukaan cabang
restoran yang baru tersebut. Apakah
dengan membagi tenaga kerja yang ada
kedua tempat restoran yang dimiliki sudah cukup memadai atau justru masih
diperlukan tenaga kerja baru, hat
tersebut tentunya termasuk hat yang perlu ditentukan.
Langkah keempat : Melakukan tindakan inisiatif.
Analisa terhadap ketersediaan tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan dan keperluannya bagi masa yang akan datang membawa kepada
kesimpulan: (1) Sekiranya tenaga kerja yang
ada sudah memadai bagi operasionalisasi perusahaan di masa yang akan datang, tidak perlu ada
tindakan inisiatif yang dilakukan seperti
rekrutmen, transfer, dan lain sebagainya; (2) sekiranya tenaga kerja yang tersedia perlu dilakukan
perombakan, maka barangkali perlu dilakukan rasionalisasi,
perekrutan, dan lain sebagainya.
Langkah Kelima : Evaluasi dan modifikasi tindakan. Langkah
keempat yang dilakukan tentunya akan
senantiasa berubah dari masa ke masa. Sehingga perlu senantiasa
dilakukan evaluasi terhadap perencanaan sumber
daya manusia disesuaikan dengan perencanaan strategis perusahaan. Manajemen
adalah proses yang terus-menerus dan
berkelanjutan. Oleh karena itu, apa yang telah direncanakan dalam manajemen sumber daya manusia juga harus senantiasa dievaluasi dan dilakukan tindakan korektif sekiranya ada ketidaksesuaian atau terjadi perubahan seiring dengan perkembangan yang terjadi di perusahaan.
Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personnel Procurement)
Ketersediaan sumber daya
manusia menurut kualifikasi tertentu merupakan konsekuensi
logis dan implikasi dari adanya perencanaan sumber daya manusia sebagaimana
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Setelah perencanaan sumber daya manusia
dibuat, maka langkah selanjutnya dalam pelaksanaannya adalah
penyediaan sumber daya manusia atau penyediaan tenaga
kerja. Ada
beberapa aktivitas yang masuk dalam kategori penyediaan tenaga kerja ini, di antaranya adalah proses rekrutmen,
seleksi, dan penempatan tenaga kerja. Rekrutmen
adalah upaya perusahaan untuk mendapatkan
tenaga kerja yang diperlukan sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan tenaga kerja.
Rekrutmen dapat dilakukan melalui pemasangan Man dalam
media massa,
pengajuan permohonan pada institusi-institusi pendidikan, dan lain-lain. Seleksi adalah upaya untuk memperoleh tenaga kerja yang memenuhi syarat kualifikasi dari sekian banyak pendaftar
atau calon tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan dari proses rekrutmen tadi. Penempatan
adalah proses pemilihan tenaga kerja yang disesuaikan
dengan kualifikasi yang dipersyaratkan serta menempatkannya pada tugas yang telah ditetapkan. Secara
lebih jelas berikut ini diuraikan ketiga konsep pencarian
tenaga kerja tersebut di atas.
Rekrutmen
Internal dan
Rekrutmen Eksternal
Terdapat dua jenis rekrutmen yang dapat
dilakukan oleh perusahaan, yaitu rekrutmen internal (internal recruitment) dan rekrutmen eksternal (external
recruitment atau outsourcing). Rekrutmen internal adalah
proses untuk mendapatkan tenaga kerja atau SDM yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan tenaga kerja yang sudah ada atau yang sudah dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata
lain rekrutmen internal adalah
proses memperoleh tenaga kerja yang diperoleh dari SDM yang telah
dimiliki oleh perusahaan. Tenaga kerja yang ada diberi kesempatan untuk menempati jabatan yang
berbeda dari apa yang sedang dijalaninya. Bentuk dari rekrutmen internal
tersebut dapat berupa rotasi atau penempatan tenaga kerja pada
tingkatan manajemen yang sama namun berbeda departemen
atau bagian, atau dapat juga berupa promosi, yaitu berupa
penempatan tenaga kerja yang ada ke jabatan yang tingkatan manajemennya lebih tinggi, apakah di bagian atau departemen yang berbeda maupun di bagian atau departemen yang sama. Hanya
saja rekrutmen internal ini memiliki kelemahan melalui apa yang dinamakan
sebagai efek ripple di mana ketika tenaga kerja yang menempati , jabatan yang baru akan menyebabkan tenaga kerja yang digantikannya mengalami efek psikologis yang dapat dikatakan mungkin tidak nyaman.
Akibatnya, produktivitas dari tenaga kerja yang baru maupun yang lama belum tentu akan meningkat terkait dengan efek ini. Kecuali jabatan yang ditempati oleh tenaga kerja internal tersebut adalah
jabatan yang baru sehingga tidak ada tenaga kerja yang lama yang digantikan,
rnisalnya pada saat dilakukan pembukaan cabang baru atau departemen baru dalam
perusahaan, maka efek ripple ini barangkali dapat dihindarkan. Rekrutmen yang
kedua, rekrutmen
eksternal, yaitu perusahaan
mendapatkan tenaga kerja atau SDM yang akan
ditempatkan pada suatu jabatan tertentu yang diperolehnya dari luar
perusahaan, atau sering kali
dinarnakan sebagai outsourcing. Upaya
yang dapat dilakukan eleh perusahaan
untuk mendapatkan tenaga kerja ini yaitu dapat melalui iklan di media massa, interview di kampus-kampus, atau melalui agen penyaluran tenaga kerja tertentu. Kelebihan dari rekrutmen eksternal ini adalah bahwa
perusahaan mungkin memiliki peluang
untuk mendapatkan tenaga kerja yang
lebih baik dari apa yang dimiliki
saat ini, atau memperoleh tenaga kerja yang
akan membawa semangat baru yang akan berdampak positif bagi perusahaan.
Keterbatasan dari rekrutmen eksternal ini adalah terutama dalam hal adaptasi tenaga kerja tersebut dengan lingkungan internal
perusahaan. Dikarenakan tenaga kerja yang direkrut
adalah tenaga kerja baru atau dari luar, maka perlu waktu bagi tenaga kerja
tersebut maupun bagi perusahaan untuk melakukan adaptasi mengenai pekerjaan dan jabatan yang akan ditempati maupun
keterkaitannya dengan misi perusahaan
secara keseluruhan. Kegagalan tenaga kerja eksternal untuk beradaptasi justru akan menimbulkan masalah baru
bagi perusahaan. Oleh karena itu,
sering kali perusahaan mensyaratkan pengalaman
tertentu bagi tenaga kerja yang direkrut dari luar perusahaan. Hat ini dilakukan
dengan asumsi bahwa sekiranya tenaga kerja tersebut telah memiliki pengalaman
kerja, setidaknya kemampuan adaptasi dari tenaga kerja tersebut pernah teruji, sehingga proses pengondisian tenaga kerja kepada lingkungan
perusahaan dapat lebih singkat dilaluinya.
Seleksi Tenaga Kerja
Seleksi tenaga kerja adalah langkah selanjutnya yang harus
dilakukan perusahaan setelah perusahaan
menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan, apakah internal maupun eksternal. Paling tidak ada beberapa hal
yang biasanya dilakukan perusahaan yang terkait dengan proses
seleksi, yaitu seleksi administrasi, seleksi kualifikasi, dan seleksi sikap dan perilaku. Seleksi
administrasi, yaitu berupa proses bagaimana perusahaan melakukan validasi dan verifikasi atas segala persyaratan
administratif yang dipersyaratkan kepada calon tenaga kerja yang
akan ditempatkan pada suatu jabatan tertentu. Seleksi
administrasi ini dapat berupa validasi dan verifikasi borang aplikasi, daftar riwayat hidup, ijazah pendidikan, dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Setelah seleksi administrasi
dilakukan, langkah berikutnya adalah seleksi
kualifikasi, artinya perusahaan melakukan seleksi atas
calon-calon tenaga kerja dari sisi kualifikasinya,
yaitu menyangkut kesesuaian calon tenaga kerja tersebut dengan jabatan yang akan ditempatinya. Seleksi ini biasanya dilakukan melalui seleksi tertulis
dan seleksi tidak tertulis. Seleksi tertulis dapat berupa
ujian tertentu yang diberikan oleh perusahaan yang terkait dengan hal-hal yang diminta oleh perusahaan untuk dapat dimiliki oleh calon tenaga kerja.
Seleksi ini dapat berupa pengetahuan umum, pengetahuan logika,
maupun pengetahuan lainnya yang terkait dengan jabatan yang akan diisi. Adapun seleksi tidak tertulis dapat berupa ujian
bagi calon tenaga kerja dalam hal jabatan yang akan ditempatinya. Untuk beberapa jabatan tertentu, calon tenaga kerja dapat diminta untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan jabatan dan tugas
yang akan diembannya. Bagi calon tenaga penjualan misalnya, dapat diminta untuk
mempraktikkan cara menghadapi pelanggan, klien, atau pihak-pihak tertentu yang
ditentukan oleh perusahaan. Demikian pula dengan
contoh-contoh lainnya. Esensi dari seleksi ini adalah untuk memastikan bahwa
kualifikasi calon tenaga kerja yang ada benarbenar dapat diandalkan untuk menempati jabatan yang akan ditempatinya. Seleksi yang ketiga, yaitu berupa seleksi sikap dan perilaku. Pada seleksi ini, calon tenaga kerja diuji dari sisi sikap dan perilakunya
sebagai pribadi, tenaga kerja, maupun ketika bekerja secara tim. Perusahaan
berusaha memperoleh informasi yang memadai
mengenai sisi psikologis dari calon tenaga kerja, kemampuannya untuk bersikap
baik dan konsisten dalam pekerjaan, termasuk
kesiapannya untuk bekerja secara tim. Seleksi sikap dan perilaku ini dapat
dilakukan secara tertulis maupun melalui wawancara. Seleksi tertulis berupa tes psikologi yang biasanya
telah dimiliki oleh perusahaan ketika melakukan proses seleksi. Adapun
wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi lebih jauh secara langsung
mengenai bagaimana cara bersikap dan berperilaku dari calon tenaga kerja tersebut menyangkut berbagai hal yang terkait dengan motivasi, harapan, dan visi dari calon tenaga kerja tersebut terkait
dengan jabatan yang akan ditempatinya.
Seleksi ini bisa dilakukan oleh tim manajemen perusahaan atau dengan
meminta bantuan konsultan manajemen untuk bersama-sama pihak
perusahaan melakukan rekrutmen dan seleksi. Saat ini,
penggunaan konsultan manajemen bagi perusahaan sudah menjadi sesuatu yang dibutuhkan, karena perusahaan
sangat berharap bahwa mereka mendapatkan tenaga kerja
yang dibutuhkan. Perusahaan menginginkan biaya yang telah
dikeluarkan dari mulai kegiatan rekrutmen hingga penempatan tenaga kerja benar-benar dapat dikompensasi secara baik ketika tenaga kerja yang akhirnya dipilih benar-benar
memiliki kualifikasi yang diharapkan oleh perusahaan.
Penempatun Tenaga Kerja
Setelah seleksi dilakukan, maka langkah berikutnya adalah penempatan tenaga
kerja. Perlu digarisbawahi bahwa adaptasi
merupakan hat yang alamiah untuk dilakukan oleh
tenaga kerja mana pun di perusahaan mana pun. Oleh karena itu, perusahaan perlu benar-benar memastikan bahwa tenaga kerja yang baru direkrutnya benar-benar siap untuk bergalJiltlg dengan perusahaan, tidak
saja dilihat dari sisi kualifikasinya, akan
tetapi juga dari kesiapatuzya untuk bekerja secara tim. Oleh karena itu
biasanya perusahaan melakukan semacam
program pelatihan orientasi (orientation
training) yang bertujuan untuk mengadaptasikan tenaga kerja
dengan lingkungan perusahaan. Bcberapa
perusahaan besar mencoba mengamisipasi proses adaptasi ini dengan membuat departemen atau posisi khusus yang dinamakan
sebagai management tramee. Di bagian ini,
tenaga kerja yang baru direkrut tidak langsung diposisikan pada suatu
jabatan tertentu, akan tetapi ditempatkan
di bagian management tramee tersebut.
Mereka yang ditempatkan di bagian ini
akan dilatih oleh perusahaan untuk ditempatkan di berbagai departemen yang berbeda-beda menurut
periode tertentu,yang bertujuan, selain memberikan proses internalisasi
kepada tenaga kerja dengan perusahaan, juga untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat kesiapan
tenaga kerja pada bagian tertentu di perusahaan.
Dengan adanya program penempatan di
departemen yang berbeda-beda maka kecenderungan dan kualifikasi tenaga kerja
akan lebih dapat terlihat oleh perusahaan.
Bisa jadi di awal rekrutmen dan seleksi seorang tenaga kerja terlihat memiliki kuali.fikasi
yang baik unti.tk ditempatkan di
bagian keuangan, namun setelah melalui proses penyesuaian di management tramee, ternyata tenaga kerja tersebut juga memiliki kualifikasi yang lebih baik jika ditempatkan di bagian pernasaran. Kita sering mendapati kenyataan bahwa sebagian dari para lulusan perguruan tinggi
misalnya memiliki kecenderungan dan
keahlian yang berbeda dari disiplin
keilmuan yang dijalaninya di perguruan
tinggi, lulusan teknik ternyata bekerja di perbankan, dan lain-lain. Program management
tramee ini merupakan salah satu langkah antisipasi yang saat ini sudah muiai banyak dilakukan, khususnya
oleh perusahaan-perusahaan besar.
Pengembangan Sumber-Sumber Penawaran Personalia
Pada umumnya, semakin besar dan banyak
sumber-sumber penawaran, semakin besar kemungkinan bagi perusahaan untuk menemukan personalia dengan kualitas yang dibutuhkan. Sebagian besar manajer-manajer efektif yang menyadari hal ini, mengembangkan dan memelihara berbagai
sumber penawaran yang berbeda. Sebagai contoh,
jalinan kerjasama antara perusahaan dengan universitas-universi
tas dalam penarikan tenaga
kerja.
Pada kenyataannya, ada dua
kelompok sumber dari mana karyawan dapat ditarik untuk mengisi
suatu jabatan tertentu - dari dalam organisasi dan dari luar (lihat gambar dibawah).
Manajer lebih menyukai untuk menggunakan sumber internal karena hal
ini akan, dapat memotivasi personalia
sekarang. Tetapi, bagaimanapun juga perusahaan memerlukan penemuan orang
yang tepat untuk memenuhi suatu kebutuhan
jabatan dari sumber ekstemal. Banyak organisasi menggunakan kombinasi dari kedua sumber yang ada. Sebagai contoh, adanya kemajuan teknologi - misal,komputer - manajemen dapat
menarik operator dari dalam perusahaan yang diberi latihan terlebih dahulu, dan programmer dari luar perusahaan.
Ada tiga sumber internal, yaitu melalui 1) penataran (upgrading), di
mana para karyawan yang memegang
posisi sekarang dididik, dilatih, atau dikembangkan untuk melaksanakan
pekerjaan lebih baik sesuai
permintaan keadaan tertentu; 2) pemindahan
(transferring) karyawan dari
posisi yang kurang disenangi dalam
organisasi ke posisi lain yang lebih
memuaskan kebutuhannya; dan 3) pengangkatan
(promoting) karyawan dari tingkat
jabatan lebih rendah ke tingkat jabatan yang
lebih tinggi.
Sumber-sumber ekternal
karyawan yang digunakan tergantung pada jabatan yang akan diisi, jenis tenaga
kerja yang diinginkan dan kondisi ekonomi. Seperti ditunjukkan oleh gambar 11.2.,
sumbersumber ekstemal antara lain dari
lamaran-lamaran pribadi, organisasi
karyawan, kantor-kantor penempatan tenaga kerja, sekolah-sekolah, para
pesaing, serta migrasi dan immigrasi.
Banyak perusahaan yang juga menggunakan karyawan lepas (part-time). Metoda ini terutama berguna untuk
pekerjaan klerikal, penjaga keamanan
dan pemeliharaan, di mana karyawan dengan spesialisasi tertentu dapat ditarik bilamana diperlukan.
PENARIKAN DAN SELEKSI
KARYAWAN
Setelah ditentukan
kebutuhan personalia organisasi baik mutu/ jenis maupun jumlahnya, maka langkah
selanjutnya adalah penarikan dan perolehan karyawan-karyawan tersebut dari
sumber dalam perusahaan sendiri atau dari sumber luar perusahaan.
Kemudian, organisasi melakukan seleksi terhadap para calon
karyawan yang tersedia dari hasil penarikan.
Penarikan Personalia
Penarikan (recruitment) berkenaan dengan pencarian dan penarikan
sejumlah karyawan potensial yang akan
diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
organisasi. Penarikan menyangkut usaha untuk
memperoleh karyawan dalam jumlah yang tepat
dengan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan jabatan yang tersedia.
Metoda-metoda yang digunakan untuk menarik personalia bervariasi dengan perbedaan karyawan, dalam industri yang
berbeda dan dalam lokasi yang berbeda. Banyak
manajer menunggu secara pasif para pelamar yang datang kepadanya. Banyak manajer lainnya mempergunakan pendekatan lebih agresif dalam pencarian
karyawan potensial. Metoda-metoda penarikan yang biasa digunakan meliputi : pengiklanan,
leasing (penggunaan tenaga honorer), rekomendasi dari karyawan yang
sedang bekerja (employee referrals.), penarikan
lewat lembaga-lembaga pendidikan,
kantor penempatan tenaga kerja, serikat
buruh dan penggunaan komputer.
Seleksi Personalia
Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu. Dalam teori, seleksi tampak sederhana. Seperti telah dibahas sebelumnya, manajemen memutuskan pekerjaan apa yang terlibat dan kemampuan-kemampuan individu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan secara efektif. Kemudian manajer melihat prestasi para pelamar di
waktu yang lalu dan memilih seseorang yang memiliki
kemampuan, pengalaman dan kepribadian yang paling memenuhi persyaratan suatu jabatan. Tetapi sebenarnya
seleksi tidak sesederhana itu dalam praktek. Seleksi lebih rumit
dari apa yang diba
yangkan.
Prestasi masa lalu masih
merupakan penunjuk paling baik bagi prestasi di masa mendatang. Apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu, seperti ditunjukkan oleh laporan-laporan sekolah, pengalaman kerja dan kegiatan-kegiatan di luar kurikulum, adalah prediktor paling baik tentang apa vang kemungkinan
akan dilakukan di waktu yang akan datang. Pemilihan karyawan vang "tepat" untuk jabatan yang "tepat" akan sangat
membantu kemajuan organisasi.
Prosedur Seleksi. Berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar
dengan spesifikasi jabatan tersedia. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa
digunakan adalah :
1. Wawancara
pendahuluan
2. Pengumpulan data-data pribadi (biografis).
3. Pengujian (testing).
4. Wawancara yang lebih mendalam.
6. Pemeriksaan kesehatan.
7. Keputusan pribadi.
8.
Orientasi jabatan.
Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan. Beberapa faktor lain mungkin
juga berpengaruh dalam kondisi-kondisi
tertentu, tetapi adalah tidak mungkin untuk menyatakan secara tepat semua faktor yang dicari
dalam diri karyawan potensial.
Beberapa faktor tersebut adalah :
1. Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan
pengalaman kerja, untuk menunjukkan apa yang telah
dilakukan seseorang di waktu yang lalu.
2. Bakat dan minat (aptitude and interest ), untuk memperkirakan minat dan kapasitas/kemampuan seseorang.
3. Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs), untuk
meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.
4. Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulataf, untuk mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalisaan.
5. Ketrampilan dan kemampuan teknik, untuk
menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik pekerjaan.
6. Kesehatan, tenaga dan stamina, untuk
melihat kemampuan phisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.
Orientasi Karyawan Baru
Setelah diseleksi, karyawan
ditempatkan pada suatu pekerjaan dan diperkenalkan dengan organisasi melalui berbagai
bentuk orientasi. Tahap orientasi (kadang-kadang dikenal sebagai tahap
induksi) merupakan kegiatan pengenalan dan
penyesuaian karyawan baru dengan
organisasi. Proses ini merupakan proses yang penting karena suatu pekerjaan
baru adalah sulit dan penyebab frustrasi bagi karyawan baru. 2) Karyawan baru tersebut mungkin memenuhi syarat bagi suatu pekerjaan/jabatan, tetapi situasi baru
adalah berbeda dan asing, serta proses orientasi yang jelek dapat memadamkan antusiasme dan usaha mulai dari permulaan. Sekitar separo
perputaran tenaga kerja terjadi selama
periode pembayaran pertama.
Proses orientasi perlu
dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Proses ini dapat merupakan pengenalan
sederhana dengan para karyawan lama, tetapi juga dapat
merupakan proses panjang, yang meliputi pemberian
informasi mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia (kondisi kerja, upah, dan jaminan sosial), prose dur-p rose
dur kerja, gambaran umum sejarah dan sifat perusahaan, dan manfaat-manfaat yang
diperoleh karyawan baru. Berhasilnya karyawan baru bergabung dengan suatu lingkungan kerja banyak tergantung
pada pelaksanaan tugas para penyelia.
Oleh sebab itu sering dipakai ukuran kepuasan para penyelia dan karyawan-karyawan lama terhadap masuknya karyawan
baru tersebut, di samping kepuasan karyawan baru, untuk menilai keberhasilan proses orientasi . Bila tahap seleksi tidak berbuat kesalahan biasanya proses orientasi juga tidak
akan mengalami ke
sulitan.
LATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN
Karyawan-karyawan barn biasanya telah mempunyai
pendidikan dan latihan dasar yang dibutuhkan. Mereka adalah produk dari suatu
sistem pendidikan dan pengalaman yang telah memberikan kepada mereka suatu tingkat kemampuan dan kecakapan
tertentu. Para manajer harus mulai dengan tingkat kemampuan dan kecakapan karyawan sekarang dan atas dasar hal tersebut membuat
karyawan men
jadi lebih produktif.
Tujuan latihan dan pengemb,angan karyawan
adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja
karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja
yang telah ditetapkan. Peningkatan efektivitas kerja dapat dilakukan
dengan latihan (training) dan/atau pengembangan (development). Latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan-ketrampilan dan teknik-teknik
pelaksanaan pekerjaan tertentu,
terperinci dan rutin. Pengembangan
mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam pengembangan dan
peningkatan kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.
Pada umumnya, masyarakat yang bertanggung jawab atas penyediaan
karyawan-karyawan potensial dengan pendidikan
umum. Kemudian, organisasi
bertanggung jawab atas penyediaan latihan lanjutan untuk pekerjaan-pekerjaan atau posisi-posisi khusus. Pengembangan dapat terjadi secara formal ataupun informal.
Pengembangan karyawan
adalah penting bagi individu maupun organisasi, dan bahkan bagi negara. Dengan
pertumbuhan dan perkembangan organisasi,
misal karena kesempatan lingkungan, orangorang di dalamnya juga harus dikembangkan dan ditingkatkan. Dalam kenyataannya, organisasi masih selalu harus
membayar biaya pengembangan para karyawannya, walaupun organisasi tidak
mempunyai program latihan formal. Di samping pengeluaran untuk pengembangan, organisasi harus membayar "harga"
karena pemborosan, pekerjaan yang
buruk, absensi, keluhan, dan perputaran
karyawan.
Pengembangan dibutuhkan
untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Sebagai
contoh, para akuntan sekarang memerlukan pemahaman kemampuan dan programasi
komputer. Pengembangan juga dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Bila karyawan menjadi lebih terlatih terdidik dan lebih
ahli, mereka Mem
punyai perasaan berguna dan
percaya diri lebih besar. Mereka j u fmenjadi
lebih bernilai di hadapan rekannya dan masyarakat. Orang
seharusnya tidak berhenti belajar setelah menamatkan sekolahnya, karena belajar adalah suatu proses seumur hidup. Oieh sebab itu program latihan dan pengembangan
karyawan harus kontinyu dan dinamis.
Metoda-metoda
Latihan dan Pengembangan
Ada banyak metoda yang
dapat digunakan bagi pengembangan karyawan.
Tetapi pada umumnya, karyawan dikembangkan dengan metoda "on the job" dan "off the job". Metoda-metoda "On-the-job". Metoda-metoda "on-the-job" yang biasa digunakan adalah 1) Coaching, di mana atasan memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan rutin mereka, 2) planned
progression atau pemindahan karyawan dalam saluran-saluran yang ditentukan melalui tingkatantingkatan organisasi yang berbeda, 3) rotasi
jabatan atau pemindahan karyawan
melalui jabatan jabatan yang bermacam-macam
dan berbeda-beda, 4) penugasan sementara, di mana bawahan ditempatkan pada posisi manajemen tertentu untuk jangka waktu yang
ditetapkan, dan 5) sistem-sistem penilaian prestasi formal. Banyak
perusahaan-perusahaan besar telah memperoleh sukses dengan program-program pengembangan manajemen "on-the-job".
Metoda-metoda
"off-the-job ". Pengembangan "off-the-job"
dilakukan dengan 1) program-program pengembangan eksekutif di universitas-universitas
atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya, di mana para manajer
berpartisipasi dalam program-program yang dibuka untuk umum melalui penggunaan analisa kasus, simulasi dan metodametoda pengajaran la.innya, 2) latihan laboratorium, di mana seseorang belajar menjadi lebih
sensitif (peka) terhadap orang lain, lingkungan,
dan sebagainya, dan 3) pengembangan
organisasi, yang menekankan perubahan, pertumbuhan, dan pengembangan
keseluruhan organisasi.
PEMBERIAN KOMPENSASI KEPADA KARYAWAN
Kompensasi adalah
pemberian kepada karyawan dengan pembayaran
finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai
motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang. Bagi manajemen, masalah kompensasi
karyawan mungkin merupakan masalah personalia yang membingungkan dan paling sulit. Walaupun pengupahan harus
mempunyai dasar yang logik dan dapat
dipertahankan, hal ini mencakup banyak faktor-faktor emosional dari sudut pandangan para karyawan.
Kompensasi adalah sangat
penting bagi karyawan sebagai individu karena upah merupakan
suatu ukuran nilai atau karya mereka di antara para karyawan itu sendiri, keluarga
dan masyarakat. Tingkat pendapatan absolut
karyawan akan menentukan skala kehidupannya,
dan pendapatan relatif mereka menunjukkan status, marta
bat dan harganya.
Kompensasi juga penting
bagi organisasi, karena jumlah pembayaran kepada karyawan
dalam bentuk pengupahan dan balas jasa lainnya sering merupakan
komponen-komponen biaya yang paling besar
dan penting. Di samping itu, kompensasi mempunyai dampak penting terhadap perekonomian. Sumber pendapatan
nasional sebagian datang dari
kompensasi. Pendapatan karyawan adalah bagian terbesar dari daya belinya yang digunakan
untuk membeli barangbarang dan jasa
jasa hasil produksi perusahaan-perusahaan.
Di dalam pemberian
kompensasi manajemen perlu memperhatikan prinsip keadilan. Para karyawan biasanya menilai keadilan pembayaran
mereka melalui pembandingan besarnya kompensasi dengan karyawan-karyawan lain. Mereka merasa pendapatan yang mereka terima adil atau tidak tergantung pada bagaimana
mereka melihat nilai relatifnya
dibanding dengan yang lain. Sebagian
besar ketidak puasan karyawan
diakibatkan adanya perbedaan dalam pembayaran di antara jabatan dan individu.
Pada umumnya karyawan akan menerima
perbedaan-perbedaan penguPahan yang berdasarkan
perbedaan tanggung jawab, kemampua-n,
pengetahuan, produktivitas, "on job" atau kegiatan-kegiatan ma najerial. Sedangkan perbedaan
perbedaan pembayaran yang berdasarkan
ras, kelompok emis, dan jenis kelamin, dilarang oleh hukum dan kebijaksanaan umum. .
Penentuan Kompensasi
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
dan praktek-praktek manajemen ditentukan oleh interaksi dari tiga faktor, yaitu
:
1. Kesediaan membayar. Adalah bukan merupakan pernyataan yang berlebihan untuk
menyatakan bahwa para manajer sebenarnya ingin membayar upah secara adil. Oleh sebab itu para manajer juga merasa bahwa para karyawan seharusnya melakukan pekerjaan sesuai upah yang mereka
terima. Manajer perlu mendorong para karyawan untuk
meningkatkan keluaran mereka agar upah
dan gaji yang lebih tinggi dapat dibayarkan.
2. Kemampuan membayar. Tanpa memperhatikan semua faktor lainnya, dalam jangka panjang realisasi pemberian kompensasi akan
tergantung pada kemampuan membayar dari perusahaan. Seperti
ditunjukkan sebelumnya, kemampuan membayar perusahaan tergantung pada pendapatan
dan laba yang diraih, di mana hal ini tergantung pada produktivitas karyawan. Penurunan
produktivitas karyawan dan inflasi akan mempengaruhi pendapatan nyata karyawan.
3. Persyaratan-persyaratan pembayaran. Dalam jangka pendek,
pengupahan dan penggajian sangat tergantung
pada tekanan-tekanan eksternal dari
pemerintah, organisasi karyawan (serikat buruh) kondisi permintaan dan penawaran tenaga kerja (collective bargaining) dan para pesaing. Sebagai
contoh, peraturan pemerintah tentang
upah minimum merupakan batas bawah tingkat upah yang akan dibayarkan.
Bentuk-bentuk Pembayaran
Banyak karyawan dibayar
(dalam kas) pada setiap akhir hari kerja berdasarkan jumlah jam kerja. Di lain pihak, banyak juga yang dibayar berdasar jam kerja yang diterima pada akhir minggu. Bentuk pembayaran ini disebut upala harian. Para karyawan lain dibayar dengan
bentuk gaji tetap setiap minggu, bulan atau tahun. Di samping itu, bentuk upah insentif (seperti
bonus dan komisi) banyak dipakai pada
karyawan bagian produksi dan penjualan. Banyak perusahaan juga mempunyai rencana pembagian laba (profit sharing plan), di mana karyawan menerima sejumlah prosentase tertentu
dari laba perusahaan sebagai
pendapatan ekstra. Pemeliharaan Kesehatan dan Keamanan. Bidang manajemen yang semakin penting adalah
pemeliharaan kesehatan dan keamanan
karyawan. Perusahaan memperhatikan hal ini
untuk memberikan kepada karyawan, kondisi kerja yang lebih sehat dan lebih aman serta menjadi lebih bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut,
terutama bagi perusahaan-perusahaan yang
mengalami tingkat kecelakaan yang tinggi. Program ini dapat dilakukan antara lain dengan
penyediaan dokter dan klinik kesehatan perusahaan, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman,
pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat pengamanan.