Koperasi merupakan lembaga yang sangat
penting yang ada di dunia bahkan di Indonesia. Sehingga mahasiswa bahkan
lapisan masyarakat harus berperan dalam pembangunan koperasi khususnya di Indonesia
bisa maju. Agar masyarakat bisa ikut andil dalam peranan koperasi, maka
mahasiswa ataupun masyarakat harus mengetahui dulu sejarah lahirnya koperasi,
sehingga kita bisa menerapkan tatacara pengoperasian di lembaga tersebut.
Sejarah pertumbuhan koperasi di seluruh
dunia disebabkan oleh tidak dapat dipecahkannya masalah kemiskinan atas dasar
semangat individualisme, koperasi lahir sebagai alat untuk memperbaiki
kepincangan-kepincangan dan kelemahan-kelemahan dari perekonomian
kapitalis(team UGM, 1984).
Pertumbuhan koperasi di indonesia di
pelopori oleh R. Aria wiriatmadja patih di purwokerto (1896), mendirikan
koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam, untuk memodali koperasi simpan
pinjam tersebut,
disamping banyak menggunakan uangnya sendiri beliau juga menggunakan kas masjid
yg di pegangnya (djojohadikoesoemo, 1940), setelah beliau mengetahui bahwa hal
tersebut tidak boleh, maka uang kas masjid
telah di kembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya.
Koperasi modern yang berkembang dewasa
ini lahir pertama kali di inggris yaitu di kota rochdale pada tahun 1844,
koperasi timbul pada masa perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi
industri, pada awalnya koperasi rochdale berdiri dengan usaha penyediaan
barang-barang konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari akan tetapi seiring dengan
terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi
sendiri barang yang akan di jual, kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja
bagi anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah
bekerja, pada tahun 1851 koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan perumahan
bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.
Perkembangan koperasi di rochdale sangat
mempengaruhi perkembangan gerakan koperasi di inggris maupun di luar inggris,
pada tahun 1852, jumlah koperasi di
inggris sudah mencapai 100 unit, pada tahun 1862 di bentuklah pusat koperasi
pembelian dengan nama Coorperative Whole Sale Society (CWS), pada tahun 1945 CWS
berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik dengan 9.000 orang pekerja, melihat
perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor
perdagangan , pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar
negeri seperti di new york, kopenhagen, hamburg, dll.
Pada tahun 1876 koperasi ini telah
melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi, pada
tahun 1870 koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan berupa
surat kabar yang terbit dengan nama cooperative news, the woman coorporative
guild yang di bentuk pada tahun 1883 besar pengaruhnya terhadap perkembangan
gerakan koperasi, di samping memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu
rumah tangga, warga negara, dan sebagai konsumen, beberapa tahun kemudian
koperasi memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat
membaca surat kabar dan perpustakaan, perpustakaan koperasi merupakan
perpustakaan bebas pertama di inggris sekaligus di gunakan untuk tempat
berbagai kursus dan pemberantasan buta huruf, kemudian women skill guild youth
organization membentuk sebuah pusat yaitu cooperative union pada tahun 1919,
didirikanlah cooperative college di manchester yang merupakan lembaga
pendidikan tinggi koperasi pertama.
Revolusi industri di perancis juga
mendorong berdirinya koperasi, untuk mampu menghadapi serangan industri
inggris, perancis berusaha mengganti mesin-mesin yang di gunakan dengan
mesin-mesin modern yang berakibat pada peningkatan pengangguran, kondisi inilah
yang mendorong munculnya pelopor-pelopor koperasi di perancis seperti charles
fourier dan ouis blanc.
Charles fourier (1772-1837) menyusun suatu
gagasan untuk memperbaiki hidup masyarakat dengan membentuk fakanteres, suatu
perkumpulan yang terdiri dari 300 sampai 400 keluarga yang bersifat komunal,
fakanteres di bangun di atas tanah seluas lebih kurang 3 mil yang akan di
gunakan sebagai tempat tiggal bersama, dan di kelilingi oleh tanah pertanian
seluas lebih kurang 150 hektar di dalamnya terdapat juga usaha-usaha kerajinan
dan usaha lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut sukuco dalam bukunya (seratus
tahun koperasi di indonesia) badan hukum koperasi pertama di indonesia adalah
sebuah koperasi di leuwiliang yang di dirikan pada tanggal 16 desember 1895,
pada hari itu raden ngabei ariawiriaatmadjha, patih purwokerto, bersama
kawan-kawan telah mendirikan bank simpan pinjam untuk menolong sejawatnya para
pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkraman pelepas uang yang di
kala itu merajalela, bank simpan pinjam tersebut semacam bank tabungan jika di
pakai istilah uu no. 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, di beri nama
(de poerwokerto hulp-en spaarbank der inlandsche hoofden dalam bahasa indonesia
artinya kurang lebih sama dari bank simpan pinjam.
PERKEMBANGAN KOPERASI DI DUNIA
1
Gerakan
koperasi
di Inggris
Pada pertengahan abad ke ke-8 dan
kemudian di lanjutkan pada abad ke-19 di inggris terjadi dengan apa yang di
sebut “revolusi industri”. Revolusi industri tersebut di sebabkan oleh pesatnya
kemajuan ilmu pengetahuan. Kemajuan ilmu pengetahuan ini, menimbulkan
perubahan-perubahan yang sangat fundamental. Banyak pekerjaan yang sebelumnya
dikerjakan dengan manual atau memakai tenaga manusia, sekarang mulai dikerjakan menggunakan tenaga mesin. Sehingga muncul
pabrik-pabrik yang mengembangkan kapitalisme, yaitu susunan atau tatanan ekonomi
yang berpusat pada keuntungan peroangan. Sehingga mengakibatkan para rakyat
yang umumnya biasa makin tertindas serta semakin miskin hidupnya, dan pada
akhirnya mereka menggantungkan nasibnya pada kaum pemodal (kaum kapitalis) yang
tidak seberapa jumlahnya.
2
Gerakan
koperasi di Jerman
Jerman adalah Negara kelahiran koperasi simpen pinjem atau
koprasi kredit. Cita-cita koperasi simpan pinjam kredit awalnya di cetuskan
kira-kira pada pertengahan abad ke-19, hampir bersamaan waktunya pada dua
golongan masyarakat. Gerakan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit pada
awalnya sangat lambat perkembangannya. Tahun 1885 terdapat tidak lebih dari 245
buah koperasi simpan pinjam dikalangan petani. Berkat usaha raifesen koperasi simpan pinjam
berkembang terus dan meningkat secara terus menerus sehingga mencapai 1800 buah
dengan jumlah anggota seluruhnya sekitar dua
juta orang.
3
Gerakan
koperasi di Denmark
Di Denmark hampir semua kegiatan ekonomi
di laksanakan dengan cara bekerja sama serta di selenggarakan oleh
perkumpulan-perkumpulan koperasi, begitu pula dengan hasil pertanian dan hasil
industri. Meskipun industri memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
pendapatan nasional, namun pertanian memegang peranan penting bagi pembangunan
indurtri. Perkembangan koperasi di Denmark didahului oleh kebangkitan
parapetaninya. Pada tahun 1769, beberapa orang berpandangan luas mendirikan
perkumpulan petani pekerjaan Denmark. Mereka sendiri sebagian besar bukan
petani asli, tetapi mereka sadar seberapa besar peranan dan arti pertanian bagi
kemajuan tanah air mereka. Pada awal perkumpulan ini tidak berkembang, pada
tahun 1850 mulai melebar sayapnya sehinnga dapat berkembang pesat, dan pada
waktu itu pula perkumpulan-perkumpulan petani kecil yang wilayahnya disesuaikan
dengan pembagian wilayah daerah pemerintah, yaitu pariches dan counthis.
4
Gerakan
koperasi di Swedia
Gerakan koperasi di swedia berkembang
dan maju dengan mantap, terutama setelah tahun 1899, koperasi-koperasi konsumsi
dengan bergabung di dalam sebuah koperasi induk yang disebut kooperativa
forbundet. Pada waktu itu banyak barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti
mentega, terigu, minyak nabati, dan lain-lain, yang di monopoli oleh
perusahaan-perusahaan sejenis di sebut kartel-kartel produsen. Kartel produsen
ini adalah organisasi perusahaan-perusahaan besar yang menghasilkan dan menjual
barang-barang sejenis. Para konsumen banyak mengalami kesulitan oleh ulah
kartel-kartel produsen yang memonopoli dan mempermainkan harga barang-barang
yang di butuhkan konsumen. Berkat usaha kooperativa forbundet, maka dalam waktu
singkat kartel-kartel itu dapat di musnahkan.
5
Gerakam
koperasi di Amerika Serikat
Meskipun Amerika Serikat terkenal dengan
sebagai pelopor negara kapitalis yang besar dan kuat. Tetapi di negara ini
koperasi berkembang juga. Karena peranan koperasi dan sistem ekonomi memayugi
koperasidan hubungan timbal balik, maka Amerika Serikat sebagai negara
kapitalis yang tentunya menggunakan sistem ekonomi kapitalis, koperasi tidak
dapat maju dan berkembang seperti halnya di Denmark atau Swedian. Di Amerika
Serikat koperasi hanya di harapkan bertindak sebagai unsur koreksi demi
kesempurnaan sistem ekonomi kapitalis itu sendiri.
6
Gerakan
koperasi di Amerika Selatan, Afrika, Australia, Selandia Baru, dan
Lain-Lain
Perkembangan koperasi di negara-negara
tersebut tidak begitu menonjol, hal tersebut di akibatkan oleh beberapa faktor
yang mepengaruhinya, di antara kelolotan masyarakat, banyak masyarakat yang tidak
bisa membaca atau yang di kenal dengan buta huruf. Dan juga kurangnya modal.
namun beberapa negara di Amerika selatan
mulai menggalakkan koperasi. Mereka mulai menunjukkan gerekan-gerakan
kerja sama di bidang ekonomi seperti toko-toko yang menjual barang-barang
kebutuhan hidup sehari-hari, perkumpulan-perkumpulan kredit, dan perkumpulan
yang mengelolah dan menjual hasil-hasil pertanian.
7
Gerakan
koperasi di asia
Pada bulan januari 1950 di susun sebuah
laporan tentang kemajuan dan perkembangan koperasi di asia. Laporan terrsebut
menyebutkan bahwa jumlah perkumpulan koperasi di asia meningkat dengan cepat,
di india kenaikannya lebih dari 40% demikan juga di Pakistan, di Filipina
kenaikannya 66%. Di Myanmar jumlah koperasi meningkat menjadi lima kali lipat
dalam jangka 9 tahun, sedangkan di cina ddalam jangka yang sama hanya meningkat
empat kali lipat. Laporan itu juga menyebutkan bahwa kebanyakan koperasi di Asia
terdiri dari koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit. Pada umumnya
pemerintah negara-negara Asia memberikan dorongan atau dukungan untuk memajukan
usaha koperasinya, sehinnga departemen urusan koperasi sendiri menyelenggarakan
usaha pendidikan. Departemen ini mengorganisasikan kursus-kursus koperasi. Dan
pemerintah juga memberikan kebebesan yang lebih besar kepada koperasi. Selama
koperasi masih lemah, maka di anggap perlu untuk memberikan perlindungan dan
bantuan kepada koperasi.
4 PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Pada masa penjajahan di berlakukan
“culturstelsel” yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat, terutama para
petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut menimbulkan gagasan dari seorang
Patih Purwokerto: Raden Ario Wiraatmadja untuk membantu mengatasi kemelaratan
rakyat. Kegiatan diawali dengan menolong pegawai dan orang kecil dengan
mendirikan: “Hulpen Spaaren landbouwcrediet”, didirikan juga rumah-rumah gadai,
lumbung desa, dan bank bank desa.
Setelah itu lahir perkumpulan Budi Utomo
yang dalam programnya memanfaatkan sector perkoperasian untuk mensejahterakan
rakyat miskin di mulai dengan koperasi industry kecil dan kerajinan. Ketetapan
kongres Budi Utomo di Yogyakarta adalah antara lain memperbaiki dan
meningkatkan kecerdasan rakyat melalui pendidikan, serta mewujudkan dan
mengembangkan gerakan berkoperasi. Langkah pertama mendirikan “Toko Adil”
sebagai pembentukan koperasi konsumsi.
5 Periode
Penjajahan Belanda
Pada awal 1896,seorang patih raja
bernama R. Arya Wiriya Admadja di purokerto merintis pendirian suatu bank
simpanan untk menolong para pegawai negeri yang terjerat hutang dan kaum lintah
darat. Usaha ini mendapat bantuan dari seorang asisten residen Belanda yang
bertugas di Purwokerto bernama E. Siburgh pada tahun 1998 R. Arya Wiriya
Admadja ini diperluas oleh Dewalff sebagai pengganti E. Siburgh. Dan berlanjut
terus menerus berkembang. Namun pada saat itu perkembangan koperasi kurang
memuaskan karena adanya hambatan dari
pemerintah belanda. Pemerintah belanda mengkhawatirkan koperasi di kalangan
bumi petura semakin tumbuh dan berkembang. Sehingga banyak undang-undang dan
peraturan-peraturan yang di terapkan mengenai koperasi, namun hal itu tidak
cocok dengan kondisi rakrat Indonesia. Sehingga mengakibatkan koperasi bertambah
mundur/menurun.
Pada tahun 1939 jawatan koperasi di
perluas dengan ruang lingkupnya menjadi jawatan koperasi dan perdangan luar
negeri. Hal ini di sebabkan Karen koperasi belum mampu untuk mandiri, sehingga
pemerintah penjajah atau pemerintah belanda memberikan bimbingan, penyuluhan
dan pengarahan tentang bagaimana cara berkoperasi dapat memperoleh barang dan
memasarkan hasilnya. perhatian tersebut dilakuakan dengan tujuan agar koperasi
mampu bangkit dan bisa mengembangkan koperasinya seta mampu mengatasi diri
sendiri.
6 Periode
Penjajahan jepang
Penjajahan bangsa jepang berlangsung
kurng lebih 3 tahun pada tahun 1942 tetapi penjajahan tersebut menimbulkan
malapetaka yang lebih dahsyat dari penjajahan bangsa belanda kekayaan alam di
indonesia di kuras oleh tentara jepang, mereka membeli padi dan bahan pangan
lain secara paksa. Koperasi oleh tentara jepang di jadikan alat pendistribusian
barang- barang keperluan tentara jepang, koperasi yang ada diubah menjadi
kumiai yang berfungsi sebagai pengumpul barang untuk keperluan perang.
Sehingga koperasi tidak mengalami
perkembangan, bahkan semakin hancur hal
tersebut dikarenakan adanya ketenntuan dari penguasa jepang bahwa untuk
mendirikan koperasi harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat (suchokan-residen), dan biasanya izin itu
dipersulit. Keadaan ini berlangsung dari tahun 1942 sampai dengan 1945.
7 Periode
Kemerdekaan
Diproklamasikannya
kemerdekaan RI pada tanggal 17 agustus 1945 dan sehari kemudian UUD 1945
disahkan, maka dari itu timbul semangat baru untuk menggerakkan koperasi yang
sudah mendapat landasan hukum yang kuat di dalam pasal 33 ayat(1) UUD 1945
beserta penjelasannya. gerakan koprasi seluruh indonesia mengadakan kongres
pertama pada tanggal 12 juli 1947 di tasik malaya jawa barat, salah satu
keputusan dari kongres tersebut adalah di tetapkan tanggal 12 juli sebagai hari
koperassi yang bermakna sebagai hari bagi seluruh rakyat indonesia untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian melalui koperasi. Setelah itu pada kongres kedua menetapkan
Bapak M.Hatta sebagai bapak koperasi Indonesia.
Pada saat ini koperasi mengalami
penurunan dan kemajuan, namun juga pada saat terjadinya gerakan 30 september
(G-30S/PKI) pada tahun 1965 mengalami penurunan yang cukup drastis karena
berusaha mengganti mengganti ideology pancasila dengan ideology komunis.
Simpulan
Koperasi
baik di Eropa maupun di Asia mengalami kepesatan dan di terima dikalangan
masyarakat sehingga koperasi bisa maju dan berkembang dengan pesat. Namun juga
ada beberapa negara di Amerika selatan yang kurang pengetahuan dan tidak
mengenal koperasi dikarenakan ada beberapa factor atua kendala yaitu kelolohan
masyarakat, banyak masyarakat yang tidak bisa membaca atau yang di kenal dengan
buta huruf dan kekurangan modal.
Di Indonesia sendiri koperasi sudah di
perkenalkan sejak dahulu dan masa penjajahan, mulai dari penjajahan belanda,
penjajahan jepang, sampai kemederkaan dan pada waktu itu masih berbentuk simpan
pinjam atau kredit, kemudian berkembang dengan pesat namun pada era orde baru
koperasi di Indonesia mengalami penurunan atau merosot di sebabkan karena
peraturan-peraturan atau undang-undang yang tidak cocok dengan keadaan rakyat
pada saat itu. Kondisi bertambah parah ketika gerakan 30 september (G-30S/PKI)
namun setelah itu Indonesia bisa maju dan bangkit dengan membuat UUD baru
tentang koperasi.
Kegiatan yang berhubungan dengan koperasi
merupakan sebuah sarana positif yang dapat membantu membangkitkan perekonomian. Namun koperasi
belum sepenuhnya di kenal oleh masyarakat luas khususnya di daerah terpencil
sehinnga peran koperasi sangat minim di daerah terpencil. Sebaiknya di perluas
lagi tentang koperasi di sekolah, di pedesaan dan daerah terpencil sehingga
perekonomian Indonesia semakin membaik.
Referensi
Drs.Sudarsono,S.H,
M.Si, Koperasi dalam teori dan praktek,
PT RINEKA CIPTA, Jakarta, 2005
Muhammad
Firdaus.S.P.,M.M, Perkoperasian sejarah
teori dan praktek, Gralia Indonesia, Bogor Selatan, 2002
Drs.
Arifin Sitio, M. Sc, Koperasi teori dan
praktek, Erlangga, Jakarta, 2001
Ign.Sukamdio,
dan Hendar, Ekonomi koperasi Fakultas
Ekonomi UNDIP-UNTAG, Semarang, 1997
Dr.
Titik Sartika Partomo,M.S, Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi, Ghalia Indonesia, 2002