BAB X
Manajemen komitmen
PENDAHULUAN
Dalam dunia
kerja dibutuhkan komitmen yang tinggi bagi para pekerjanya. Pemahan komitmen
dalam organisasi sangatlah penting, karena akan berpengaruh terhadap kinerja
para pkerjanya dan akan menciptakan suatu suasana yang kondusif. Komitmen
seorang pekerja sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri akan
kualitas yang ia kerjakan dan komitmen tersebut berpengaruh dalam perilaku
seseorang untuk bekerja sesuai dengan yang telah diugaskan.
A.
PENGERTIAN KOMITMEN
Banyak para
ahli mengemukakan arti dari komitmen terhadap organisasi. Armstrong (1991)
menyatakan bahwa pengertian komitmen mempunyai ada 3 (tiga) area perasaan atau
perilaku terkait dengan perusahaan tempat seseorang bekerja:
- Kepercayaan,
pada area ini seseorang melakukan penerimaan bahwa organisasi tempat
bekerja atau tujuan-tujuan organisasi didalamnya merupakan sebuah nilai
yang diyakini kebenarannya.
- Keinginan
untuk bekerja atau berusaha di dalam organisasi sebagai kontrak hidupnya.
Pada konteks ini orang akan memberikan waktu, kesempatan dan kegiatan
pribadinya untuk bekerja diorganisasi atau dikorbankan ke organisasi tanpa
mengharapkan imbalan personal.
- Keinginan
untuk bertahan dan menjadi bagian dari organisasi.
Jadi pengertian komitmen lebih dari
sekedar menjadi anggota saja, tetapi lebih dari itu orang akan bersedia untuk
mengusahakan pada derajat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi, demi
memperlancar mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan pada definisi di atas
dapat dilihat bahwa komitmen organisasi itu dijelaskan melalui pada tataran
afektif (Allen & Mayer, 1990 yang dikutip oleh Feinstein, 2004) yaitu
kepercayaan dan penerimaan orang atas nilai dan tujuan organisasi, sehingga
membuat orang itu untuk betah dan tetap ingin bertahan di organisasi. Pada sisi
lain ternyata komitmen organisasi juga dapat dijelaskan pada tataran
kontinuasi.
B.
KOMITMEN DALAM PROFESI MENGAJAR
Menciptakan pendidikan berkualitas diperlukan keprofesionalitasan
guru yang tinggi, dan untuk menciptakan guru yang profesional diperlukan adanya
komitmen, rasa hormat dan kebanggaan dari para guru dan pengajar terhadap
pekerjaannya yang menjadi pendorong untuk lebih baik dalam mengajar. Salah satu
unsur pembentuk kompetensi professional guru adalah tingkat komitmennya
terhadap profesi guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan
menggunakan nalar. Sebaliknya,
guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi,ditandai oleh ciri-ciri sebagai
berikut:
a.
Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan
untuk melaksanakan tugasnya banyak.
c. Banyak
bekerja untuk kepentingan orang lain.
C.
UNSUR – UNSUR KOMITMEN
1. Identifikasi
Identifikasi,
yang mewujud dalam bentuk kepercayaan pegawai terhadap organisasi, dapat
dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa
tujuan pribadi para pegawai ataupun dengan kata lain organisasi memasukkan pula
kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan
membuahkan suasana saling mendukung diantara para pegawai dengan organisasi.
Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa pegawai dengan rela menyumbangkan
sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena pegawai menerima tujuan
organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka
pula (Pareek, 1994 : 113).
2. Keterlibatan
Keterlibatan
atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk
diperhatikan karena adanya keterlibatan pegawai menyebabkab mereka akan mau dan
senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja.
Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan pegawai adalah
dengan memancing partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan
keputusan, yang dapat menumbuhkan keyakinan pada pegawai bahwa apa yang telah
diputuskan adalah merupakan keputusan bersama. Disamping itu, dengan melakukan
hal tersebut maka pegawai merasakan bahwa mereka diterima sebagai bagian yang
utuh dari organisasi, dan konsekuensi lebih lanjut, mereka merasa wajib untuk
melaksanakan bersama apa yang telah diputuskan karena adanya rasa keterikatan
dengan apa yang mereka ciptakan (Sutarto, 1989 :79). Hasil riset menunjukkan
bahwa tingkat kehadiran mereka yang memiliki rasa keterlibatan tinggi umumnya
tinggi pula (Steer, 1985).
3. Loyalitas
Loyalitas
pegawai terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk
melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan
kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun (Wignyo-soebroto, 1987).
Kesediaan pegawai untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi adalah hal
yang penting dalam menunjang komitmen pegawai terhadap organisasi dimana mereka
bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila pegawai merasakan adanya keamanan dan
kepuasan di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja.
D.
PENDEKATAN TERHADAP KOMITMEN
Allen dan
Meyer (1990 dalam Yuwono, 2005:140-141) merumuskan tiga komponen yang
mempengaruhi komitmen organisasi sehingga karyawan memilih tetap atau
meninggalkan organisasi berdasarkan norma yang dimilikinya. Komponen-komponen
tersebut adalah:
- Komitmen afektif, berkaitan
dengan keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam
organisasi karena keinginannya sendiri. Kunci dari komitmen ini
adalah want to. Individu merasakan adanya kesesuaian antara
nilai pribadinya dan nilai-nilai organisasi.
- Komitmen continuance,
suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Komitmen ini
terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus
dikorbankan bila menetap pada organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah
kebutuhan untuk bertahan (need to). Komitmen ini lebih mendasarkan
keterikatannya pada cost benefit analysis.
- Komitmen normatif, komitmen
yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan
individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Dia merasa harus
bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk
bertahan dalam organisasi (ough to). Tipe komitmen ini lebih
dikarenakan nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan secara pribadi.
PENUTUP
Komitmen merupakan usaha untuk
menumbuhkan suatu kepercayaan dan keinginan untuk mencapai tujuan. Komitmen
pada organisasi ditandai dengan adanya loyalitas dan identifikasi diri terhadap
organisasi. Komitmen pada organisasi tidak hanya menyangkut pada kesetiaan
karyawan tetapi juga melibatkan hubungan komunikasi yang harmonis. Karyawan
harus memiliki kemauan sendiri untuk memberikan segala sesuatu yang ada pada
dirinya guna membantu merealisasika tujuan dan kelangsungan organisasi. Adanya
keyakinan yang kuat membuat seseorang mempunyai motivasi, dari keyakinan dan
motivasi tersebut seseorang mempunyai komitmen untuk dapat mencapai tujuan
tersebut. Komitmen seseorang sangat dibutuhkan dalam ruang lingkup organisasi,
karena dengan adanya komitmen maka seseorang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan
kinerja untuk dapat mengembangkan potensi dirinya dan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
SUMBER
REFERENSI :