Lontar ini tergolong lontar yang tua umurnya. Hal
ini tampak dari adanya teks Sansekertanya yang jumlahnya
banyak, bahkan lebih banyak dari uraiannya dalam bahasa
Jawa Kuna dan keadaan teksnya cukup baik. Isinya terdiri
dari 11 patalah (Bab) yang terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
- Bagian pertama yang berisi uraian Bhatara Siwa kepada Srimuni Bhargawa yang lebih banyak menguraikan tentang "Brahma rahasya'' yaitu rahasia pengetahuan Brahma.
- Bagian kedua, berisi uraian Bhatara Siwa kepada Dewi Uma, isterinya dan Sang Kumara puteranyu Dalam bagian ini lebih banyak menguraikan mengenai ajaran Jnana-siddhanta yaitu pengetahuan tertinggi untuk mencapai tujuan akhir berupa "kelepasan".
Menurut lontar ini Tuhan disebut Bhatra Siwa. Bhatara
Siwa bersifat trancendent dan immanen atau impersonal
dan personal. Bhatara Siwa ada di mana-mana dan sekaligus
mengatasi segala. Bhatara Siwalah menjadi sumber segala
dan menjadi segala serta ternpat kembalinya segala
itu. Alam semesta yang tampak ini hanya pemunculan
sementara yang merupakan badan Nya yang tampak. Sedangkan
Bhatara Siwa sendiri pada hakekatnya tak tampak oleh
manusia.
Adapun proses "mengada''nya alam ini adalah
melalui 12 tattwa, yaitu: - Bhatara Rudra/Siwa,
- Sang Purusa
- Awyakta
- Budhi
- Ahamkara
- Panca tanmatra
- Manah
- Akasa
- Bayu
- Agni
- Apah
- Prthiwi
Seorang Yogiswara dengan "jnana wisesa"
beliau akan bisa menemukanNya. Keadaan yang demikian
itulah yang disebut "kamoksan" atau "Kelepasan"
yang menjadi angan-angannya. Lontar Bhuwanakosa ini
telah dialih aksarakan dan dialih bahasakan serta
sudah diterbitkan oleh Pusat Dokumentasi Kebudayaan
Bali, Propinsi Bali, Tahun l991.