-->

Pengembangan Jiwa Wirausaha

 1.1.Hakikat Wirausaha

           Pemahaman dan penghayatan yang mendalam terhadap pekerjaan yang digeluti merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan setiap orang dalam rangka mengembangkan profesinya  masing-masing. Tanpa pemahaman dan penghayatan tersebut, maka bisa terjadi seseorang bekerja itu hanya sebagai upaya memperoleh uang sehingga yang bersangkutan hanya akan memperoleh kepuasan dari uang yang diperolehnya, tanpa memperoleh kepuasan dari apa yang ia kerjakan. Bahkan besar kemungkinan yang bersangkutan akan menjadikan uang sebagai tujuan, dan kalau sampai  hal ini terjadi maka  ia akan terjerumus
 menjadi budak uang.
Sebenarnya bekerja merupakan fitrah dari manusia, oleh karena itu seharusnya jika seseorang bekerja, maka ia  akan memperoleh kepuasan bukan saja dari kompensasi (uang) yang diterimanya, akan tetapi juga akan memperoleh kepuasan dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu dalam rangka peengembangan profesinya, setiap orang disamping harus memahami dan menghayati pekerjaannya itu sendiri diperlukan pula pemahaman yang mendalam akan kewirausahaan.
            Secara umum dewasa ini orang memandang wirausaha  (entrepreneur) yang sering disepadankan dengan wiraswasta sebagai suatu lapangan pekerjaan yang dilakukan seseorang, atau memandang kegiatan kewirausahaan itu sebagai kegiatan menjalankan suatu perusahaan . Hal ini mengandung kebenaran walaupun jiwa wirausaha seharusnya dimiliki oleh setiap orang apapun pekerjaan/profesinya, baik sebagai pengusaha birokrat maupun profesi lainnya.
            Oleh karena itu bagi para calon wirausaha seharusnya bukan saja  mengetahui, mengerti, dan memahami  apakah profesi  sebagai wirausahawan itu ? akan tetapi lebih jauh lagi mereka dituntut untuk mempunyai pemahaman  dan penghayatan yang mendalam bahwa  kewirausahaan  itu merupakan sebuah sikap hidup yang mendarah daging bagi dirinya .


1.2. Pengertian Kewirausahaan

Dewasa ini istilah kewirausahaan (entrepreneurship) semakin populer di berbagai kalangan, bukan saja di dunia bisnis akan tetapi di berbagai bidang pekerjaan dan profesi ternasuk di birokrasi, sehingga muncul istilah kewirausahaan Birokrasi. Di Indonesia istilah kewirausahaan mulai populer  di saat Indonesia mulai melakukan pembangunan ekonomi secara serius sekitar tahun tujuh puluhan.
Kewirausahaan berasal dari  kata wirausaha (Entrepreneur ) yang dalam percakapan sehari-hari sering dipadankan dengan kata wiraswasta.
Wiraswasta sendiri  terdiri dari kata wira – swa- sta.

wira         =    berbudi luhur, gagah, utama, berani, teladan     
swa          =    sendiri
sta            =    berdiri

           Webster  memberikan pengertian bahwa wirausaha adalah seseorang yang mengorganisasi, mengelola dan memikul/ menanggung risiko suatu usaha atau bisnis.  Sementara itu Geoffrey Meredith menyatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang  yg mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya. Sedangkan Collins & Moore  menyatakan bahwa : wiraswasta dikenal sebagai  seseorang yang telah menciptakan sesuatu ketiadaan menjadi suatu kegiatan usaha.

Dengan memperhatikan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa wiraswasta  adalah seorang tangguh yang memiliki sifat-sifat keutamaan, keteladanan, dan keberanian, dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. 
            Selanjutnya  jika kata wirausaha ditambah awalan ke dan akhiran an berubah menjadi kata sifat, yang menggambarkan semangat dan sikap hidup, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani suatu usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan dan menerapkan : cara kerja, teknologi dan produk baru dengan menerapkan effisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

1.3. Landasan Kewirausahaan
            Seorang wirausaha adalah seorang pribadi unggul yang dicapai melalui berbagai ujian.  Artinya untuk menjadi seorang wirausaha yang tangguh diperlukan keuletan, ketekunan, ketabahan, serta semangat yang tinggi. Semangat wirausaha telah ditunjukkan oleh ajaran Islam sejak empatbelas abad yang lalu, baik itu yang tertulis dalam kitab suci Al-qur”an, maupun di dalam hadist Nabi Muhamad saw. Beberapa keterangan seperti : tersebut antara lain :
  1. Dan carilah dari apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan ) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi (Qur’an Surat Al-Qashash ayat 77)
  2. Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Qur’an Surat Alam Nasyrah ayat 5-7)
  3. Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat, dan menjadikan siang terang-benderang supaya kamu mencari karunia Allah (Qur’an Surat Yunus ayat 67)
  4. Dialah yang menjadikan malam bagi kamu sebagai pakaian dan tidur untuk beristirahat, dan Dia menjadikan siang untuk berusaha (Quran Surat Al-Furqon ayat 47)
  5. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu merubahnya sendiri (Quran Surat Ar-Rad ayat 11).
  6. Carilah duniamu seolah-olah kamu mau hidup selamanya dan carilah akhiratmu seolah-olah kamu mau mati besok (Hadist Nabi saw)

Keterangan-keterangan di atas menunjukkan bahwa setiap manusia diwajibkan untuk senantiasa berusaha dan bekerja dengan penuh semangat, ulet, tekun, dan penuh keyakinan bahwa kalau ada kemauan pasti ada jalan. Tanpa berusaha maka seseorang tidak mungkin dapat memperoleh/mencapai apa yang diinginkannya, sebab hasil yang maksimal hanya bisa dicapai dengan kerja keras.
Disamping itu dalam  mencapai sesuatu yang diinginkan tersebut perlu dilakukan dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin tanpa menunda-nunda pekerjaan, artinya apa yang kita bisa dilakukan saat ini lalkukanlah sekarang juga jangan menunggu sampai hari esok.. Keterangan-keterangan di atas juga  menunjukkan kepada kita bahwa dalam mencapai sesuatu harus dilakukan sepenuh hati dan dengan keseimbangan antara lahir dan bathin.
            Banyak orang berpandangan bahwa kewirausahaan itu hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berbakat saja, bakat kewirausahaan itu juga  diperoleh dari keturunan. Pernyataan ini mengandung kebenaran, akan tetapi terdapat bukti-bukti bahwa kewirausahaan itu tidak cukup karena unsur bakat saja, akan tetapi juga dibentuk melalui  lingkungan, pendidikan, latihan, dan pengalaman. Oleh karena itu setiap orang mempunyai peluang menjadi seorang wirausaha dengan melakukan upaya-upaya tersebut di atas.

1.4. Profil dan Ciri-Ciri Wirausaha yang Berhasil    
            Seorang wirausaha adalah seorang manusia tangguh, yang memiliki karakteristik-karakteristik yang positif. Pada umumnya dalam diri  para  wirausaha yang berhasil memiliki profil dan  ciri-ciri sebagai berikut :
1.       Memiliki motif berprestasi tinggi
2.      Dorongan kemauan yang kuat
3.       Kepercayaan diri
4.      Uang hanya sebagai  ukuran keberhasilan.
5.      Pengambil risiko yang moderate
6.       Dapat menangani kegagalan
7.      Kebebasan
8.      Menggunakan waktu dengan efektif
9.      Kepemimpinan
10.  Inovatif, dan penuh akal
11.  Mudah menjalin hubungan
12.  Tanggap terhadap saran, kritik, dan  umpan balik
13.  Senang pada hal-hal yang mengandung tantangan
14.  Ulet, tekun, dan kerja keras
15.  Berorientasi ke masa depan
16.  Menetapkan tujuan secara jelas
17.  Mengambil prakarsa/inisiatif
18.  Fleksibel
19.  Terbuka akan gagasan baru
                                                                                       
            Motif berprestasi tinggi artinya seorang wirausaha akan senantiasa berusaha untuk mencapai prestasi yang semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini biasanya diidentifikasi dengan n Ach (needs for`Achievement). Artinya seorang yang memiliki motif berprestasi yang tinggi akan mengupayakan prestasi terbaiknya yang bisa dicapai tanpa peduli dengan ada ataupun tidak adanya  imbalan dari pihak lain terhadap prestasi  yang dicapainya.
             Dorongan kemauan yang kuat sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan, karena kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan atau mencapai suatu tujuan sangat dipengaruhi oleh kemauannya. Semakin tinggi kemauan seseorang untuk mencapai tujuan, maka akan semakin tinggi pula kemampuannya dalam pencapaian tujuan tersebut, dan semakin rendah kemauannya maka kamampuannyapun akan semakin rendah.
             Kepercayaan diri merupakan suatu paduan antara sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan yang  bersifat internal pribadi dan hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dalam bentuk kemantapan hati. Kepercayaan diri ini bersifat relatif antara seseorang dengan orang lain, bahkan bagi seseorang untuk pekerjaan yang berbeda. Kepercayaan diri merupakan modal untuk mencapai tujuan, jika kita ragu-ragu dalam menghadapi pekerjaan sebaiknya jangan dilakukan, sebab keraguan ini merupakan pangkal kegagalan.
            Uang hanya sebagai ukuran keberhasilan, artinya uang tidak semata-mata menjadi tujuan dari pekerjaan yang dilaksanakan, karena memang uang hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Uang merupakan suatu konsekuensi dari suatu prestasi yang dihasilkan, oleh karena itu maka semakin banyak prestasi yang dihasilkan, maka akan semakin banyak uang yang diperoleh.
           Seperti diungkapkan di muka bahwa bekerja adalah kodrat manusia, sehingga seorang wirausaha akan selalu berusaha sebaik mungkin dengan tidak terlalu berpikir besarnya uang yang akan diterima, yang lebih penting bagaimana pekerjaan itu dapat diselesaikan sebaik mungkin dan memperoleh kepuasan dari apa yang telah dilakukannya.
            Pengambil risiko yang moderat. Seorang wirausaha senantiasa menginginkan suatu keberhasilan, dimana keberhasilan tersebut diperoleh dengan menanggung resiko yang moderat, artinya tidak  mengambil resiko  terlalu menantang dan  juga tidak terlalu mudah. Walaupun risiko yang besar/menantang akan memberikan keuntungan yang besar, wirausaha tidak akan mengambilnya, sebab jika gagal akan menimbulkan kerugian yang besar pula. Begitu pula risiko yang kecil/rendah walaupun jika gagal hanya akan menimbulkan kerugian yang kecil, akan tetapi jika berhasil  juga hanya akan memberikan keuntungan yang kecil. Oleh karena itu wirausaha dalam menjalankan usahanya tidak mengambil resiko yang terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah dengan perhitungan yang matang.  
            Dapat menangani kegagalan. Menerima suatu keberhasilan akan dapat dilakukan siapapun, tapi ketika kegagalan yang dihadapi tidak banyak orang yang mampu menanganinya. Dalam kamus wirausahawan tangguh tidak dikenal  kegagalan,  yang ada  keberhasilan yang tertunda.Wirausaha akan senantiasa berfikir positif, artinya apabila suatu usaha yang dilakukan belum menghasilkan sesuai dengan yang diinginkan maka akan menganggap bahwa itulah yang terbaik baginya.
          Sebagai perumpamaan : seorang anak kecil berusaha meraih sebilah pisau, ternyata pisau itu tidak bisa dijangkaunya dan akhirnya (keinginannya tidak terpenuhi)  padahal yang sebenarnya itulah yang terbaik bagi anak tersebut, karena jika pisau itu dapat diraihnya kemungkinan besar anak itu akan terluka.
             Seorang wirausaha tangguh akan mudah menerima dan menangani kegagalan yang menimpanya, dimana dari kegagalan tersebut akan memperoleh banyak hikmah. Paling tidak dari kegagalan tersebut akan diperoleh pengalaman  yang akan digunakan sebagai pelajaran di masa-masa yang akan datang.  Oleh karena itu dengan menggunakan pengalamannya, maka seorang wirausaha  tidak akan mengalami kegagalan  yang sama untuk yang kedua kalinya, sebab hanya orang tolol lah yang akan tersandung kedua kali oleh batu yang sama.                            
         Orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik Oleh karena itu  kalau seorang wirausaha menderita kegagalan, maka yang akan kita dengar “ hitung-hitung beli pengalaman”. Ini artinya jika kegagalan itu dimanaje secara baik maka akan menghasilkan banyak hikmah di masa yang akan datang.
            Kebebasan.Dalam kehidupan, seorang wirausaha menginginkan kebebasan, artinya tidak bergantung kepada pihak lain. Sudah barang tentu kekbebasan ini baru dapat dicapai apabila memiliki kekokohan, sehingga akan mampu untuk mandiri.
            Menggunakan waktu dengan efektif. Orang Arab mengatakan waktu adalah emas, orang Inggris mengatakan waktu adalah uang, hal ini untuk menunjukkan betapa penting dan berharganya waktu. Saya menganggap bahwa waktu merupakan asset yang tidak ternilai dan memiliki karakteristik yang berbeda dari asset yang lain. Dianggap tak ternilai sebab sekalipun kita memiliki berbagai asset yang lain, tanpa tersedianya waktu maka kita tidak bisa berbuat apa-apa. Asset yang lain kalau tidak digunakan saat ini bisa ditabung untuk digunakan di masa yang akan dating, dan mungkin nilainya malah bertambah, sedangkan waktu apabila tidak digunakan, maka kita akan kehilangan untuk selama-lamanya.
            Kepemimpinan, seorang wirausaha adalah seorang pemimpin.Ia selalu mengatur dan menggerakkan orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan ini sangat diperlukan, karena tanpa kemampuan kepemimpinan seorang manajer tidak bisa berbuat apa-apa.
            Inovatif, kreatif dan penuh akal. Seorang wirausaha akan selalu mencari cara-cara baru yang lebih baik untuk menyelesaikan pekerjaannya, dan selalu tidak puas dengan cara-cara yang ada walaupun sudah mudah, tapi akan senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang termudah.
            Mudah menjalin hubungan. Rosulullah saw. bersabda bahwa silaturahmi itu dapat memudahkan rejeki. Segala aktivitas usaha hanya bisa dilakukan apabila seseorang bisa menjalin hubungan dengan berbagai  para investor atau para pemilik dana, untuk memperoleh bahan baku harus dapat membina hubungan dengan  supllier, untuk bisa menjual produk yang dihasilkan harus mampu menjalin hubungan dengan para perantara atau konsumen. konsumen, serta  dengan para stakeholder yang lainnya.
            Tanggap terhadap saran, kritik, dan umpan balik. Kebanyakan orang tidak menyukai kalau dirinya di kritik atau ada yang memberi saran dan umpan balik. Ketika mendapat umpan balik tersebut mereka segera mencari argumentasi untuk mendapatkan pembenaran akan tindakannya, atau bahkan segera mencari kesalahan dan kelemahan si pemberi umpan balik. Hal itu manusiawi, karena pada dasarnya orang senang akan pujian ketimbang cacian, walaupun sesungguhnya yang punya dan wajib dipuji itu hanya Allah swt.
            Jika kita telusuri dalam kenyataannya banyak orang jatuh karena terlalu banyak dipuji, dan banyak orang yang berhasil karena cacian. Pujian dan sanjungan yang terasa manis akan meninabobokan yang dipuji sehingga mengubur keinginan berprestasi dan melakukan koreksi. Sedangkan cacian atau kritikan akan terasa pahit, tapi itulah pil mujarab yang dapat mendorong orang berpikir dan berusaha keras untuk berprestasi.
            Oleh karena itu kita harus berterima kasih kepada orang-orang yang senantiasa memberikan kritik kepada kita. Mereka yang memberikan kritik berarti telah meluangkan waktunya untuk memperhatikan dan memikirkan kita (yang kadang-kadang dirinya sendiri tidak dipikirkan) sehingga mereka menemukan kekurangan kita dan menuangkannya dalam bentuk kritikan. Banyak manajer yang untuk mencari kelemahannya dilakukan  dengan menyewa konsultan yang bayarannya mahal. Sementara itu kita mengetahui kelemahan kita dari pengkritik dengan gratis, sehingga para pengkritik itu perlu kita pelihara agar mereka dapat memberikan kritik yang sifatnya membangun.
            Senang pada hal-hal yang mengandung tantangan. Karena wirausaha memiliki motivasi berprestasi, sehingga senantiasa menginginkan hasil yang lebih baik, dengan cara menetapkan target yang harus dicapai sedikit di atas kemampuannya.
            Ulet, tekun dan kerja keras.Seorang wirausaha akan gigih mengejar tujuannya sejauh kemampuan yang dimilikinya, seolah-olah nasibnya tergantung pada tujuan itu. Dia akan memperkuat kemampuannya dengan segala bakat, keterampilan dan perasaan, serta tidak mengenal lelah bahkan putus asa walaupun menghadapi hambatan-hambatan, kegagalan sekalipun.
            Berorientasi ke masa depan.Wirausaha adalah seorang futuristic, dia akan memandang jauh ke depan,  dalam segala tindakannya senantisa diarahkan kepada situasi yang berkesinambungan dan memperoleh keuntungan di masa yang akan dating, serta tidak tertarik dengan keuntungan yang hanya akan dinikmati sesaat.
            Menetapkan tujuan secara jelas.  Agar mudah melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil yang telah dicapai, maka wirausaha akan menetapkan tujuan secara jelas dan terukur.Dengan demikian maka setiap saat dapat diketahui sampai sejauhmana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
             Mengambil prakarsa/inisiatif. Kita ketahui bersama bahwa segala sesuatu permulaan adalah sulit “all beginning is difficult”. Kalau kita ibaratkan orang yang sedang belajar sepeda, maka pada saat mulai berjalan kecenderungan untuk jatuh sangat tinggi, akan tetapi setelah berjalan maka kecenderungan untuk berjalan/berlari dengan semakin kencang akan semakin besar. Hal yang sama   juga berlaku untuk berusaha, akan tetapi seorang wirausaha akan memiliki kemampuan untuk memulai.
            Fleksibel. Artinya seorang wirausaha tidak kaku dalam mencapai tujuan, dimana ia harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan keadaan. Kita tahu bahwa lingkungan senantiasa berubah, pepatah mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi kecuali perubahan. Oleh karena itu  kalau kita ingin eksis  atau ingin berkembang, maka kita juga harus berubah.
            Terbuka akan gagasan baru. Bumi senantiasa berputar dan keadaan senantiasa berubah. Pepatah mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi kecuali perubahan. Oleh karena itu agar bisa eksis, maka harus senantiasa berubah sesuai perkembangan. Wirausaha senantiasa terbuka akan gagasan baru, bahkan berusaha mencarinya, sebab hanya dengan cara seperti inilah dia akan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensinya
             Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil tidak berarti harus memiliki seluruh cirri-dan profil   wiarausaha di atas, tapi paling tidak memiliki nilai yang tinggi untuk beberapa faktor dominan dan  selalu berusaha untuk mengembangkannya, serta berusaha megurangi kelemahan-kelemahan yang dirasakan sebagai penghambat keberhasilan melalui pendidikan dan pengalaman. 

 Oleh : Prof. Dr. H. Kartawan















NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner

-->